Kegiatan "jemput bola" atau sering
disebut juga "Sipelanduk Jebol" yang dilakukan oleh Dinas
Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) Sukamara pada Rabu, 17 Januari
2024, untuk melakukan perekaman KTP-el bagi warga binaan Lembaga Pemasyarakatan
(Lapas) kelas III Sukamara merupakan langkah yang sangat positif.
Pendekatan "jemput bola" ini menunjukkan inisiatif dari pihak
Dukcapil untuk memastikan bahwa semua warga binaan memiliki akses yang mudah
dan praktis untuk mendapatkan identitas resmi mereka. Dengan menghadirkan
layanan perekaman KTP-el langsung di Lapas, ini dapat membantu mengatasi
kendala yang mungkin dihadapi oleh warga binaan dalam mengurus dokumen
identitas mereka.
Langkah seperti ini tidak hanya memfasilitasi proses administratif bagi
warga binaan, tetapi juga memiliki dampak positif dalam memperkuat integrasi
sosial dan reintegrasi mereka ke dalam masyarakat setelah mereka bebas. Melalui
perekaman KTP-el, warga binaan akan lebih mudah untuk mengakses layanan publik,
mencari pekerjaan, dan berpartisipasi dalam kegiatan sosial yang dapat membantu
mereka memulai kembali kehidupan mereka setelah masa penahanan.
Tindakan seperti ini juga mencerminkan kolaborasi yang erat antara
lembaga pemerintah, seperti Dukcapil, dan lembaga pemasyarakatan, seperti
Lapas. Kerja sama semacam ini menunjukkan kesadaran akan pentingnya integrasi
antara berbagai sektor dalam masyarakat untuk menciptakan lingkungan yang lebih
inklusif dan mendukung bagi semua anggotanya.
Selain itu, kegiatan "jemput bola" ini juga menunjukkan
keseriusan pemerintah daerah dalam memastikan bahwa semua warga, termasuk warga
binaan, memiliki akses yang sama terhadap layanan publik dan hak-hak dasar
mereka. Ini adalah langkah yang progresif dalam memperjuangkan hak asasi
manusia dan memberikan kesempatan yang setara bagi semua individu, tanpa
memandang status mereka dalam masyarakat.
Langkah-langkah seperti ini juga dapat memperkuat hubungan antara warga
binaan dengan lembaga pemerintah setempat. Melalui layanan seperti perekaman
KTP-el yang diselenggarakan di dalam Lapas, warga binaan dapat merasakan bahwa
pemerintah peduli dan berusaha untuk membantu mereka mengatasi tantangan yang
mereka hadapi setelah mereka bebas. Hal ini dapat meningkatkan kepercayaan
mereka terhadap institusi pemerintah dan memotivasi mereka untuk lebih aktif
dalam mengambil bagian dalam proses reintegrasi sosial